Rabu, 06 April 2011

PASAR ABSTRAK


Mata Pelajaran             : Ekonomi
Kelas                           : XI IPS
Semester/ Tahun           : Genap/ 2010/2011
SK/ KD                       : Mengenal Pasar Modal/ Mengenal Jenis Produk Pasar Modal
Petunjuk Kerja!:
1.      Bacalah dengan seksama Modul/ Hands Out/ Buku Referensi agar anda memahami
  1. Konsep Pasar Abstrak
  2. Macam-macam Pasar Abstrak
  3.  Perbedaan antara Pasar Abstrak dengan Pasar Riil
2.      Buatlah catatan/ Ringkasan dari materi tersebut di buku catatan
3.      Tutuplah buku catatan anda, cobalah anda kerjakan latihan dibawah ini:
a.       Pasar Abstrak adalah ................................................................................
b.      Macam-macam pasar Abstrak antara lain ...................................................
1].    ............................................                      3]. ......................................................................
2].    ............................................                      4]. .....................................................................
c.       Perbedaan pasar abstrak dengan pasar riil adalah ..............................................................


Pasar Abstrak
Pasar Riil
1.   Barang yang dijual
2.   Waktu
3.   Pelaku pasar
4.   Fungsi Barang



4.      Jika anda mampu mengerjakan soal diatas dengan tingkat kesalahan maksimal 25% berarti anda sudah memahami materi diatas, tetapi jika kesalahan masih diatas 25%, berarti anda harus mengkaji lagi lagi, sampai anda betul-betul menguasainya
5.      Diskusikanlah dengan teman. Guru sekiranya anda tidak mampu menguasai materi ini!

Jumat, 01 April 2011

APBN


1.             Pengertian
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, atau disingkat APBN, adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan negara Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat. APBN berisi daftar sistematis dan terperinci yang memuat rencana penerimaan dan pengeluaran negara selama satu tahun anggaran (1 Januari - 31 Desember). APBN, Perubahan APBN, dan Pertanggungjawaban APBN setiap tahun ditetapkan dengan Undang-Undang.
2.             Tahapan penyusunan, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban APBN
a].    TAHAP PENYUSUNAN
Pemerintah mengajukan Rancangan APBN dalam bentuk RUU tentang APBN kepada DPR. Setelah melalui pembahasan, DPR menetapkan Undang-Undang tentang APBN selambat-lambatnya 2 bulan sebelum tahun anggaran dilaksanakan.
b].    TAHAP PELAKSANAAN
Setelah APBN ditetapkan dengan Undang-Undang, pelaksanaan APBN dituangkan lebih lanjut dengan Peraturan Presiden.
Berdasarkan perkembangan, di tengah-tengah berjalannya tahun anggaran, APBN dapat mengalami revisi/perubahan. Untuk melakukan revisi APBN, Pemerintah harus mengajukan RUU Perubahan APBN untuk mendapatkan persetujuan DPR.Perubahan APBN dilakukan paling lambat akhir Maret, setelah pembahasan dengan Badan anggaran DPR.
Dalam keadaan darurat (misalnya terjadi bencana alam), Pemerintah dapat melakukan pengeluaran yang belum tersedia anggarannya.
c].     TAHAP PERTANGGUNGJAWABAN
Selambatnya 6 bulan setelah tahun anggaran berakhir, Presiden menyampaikan RUU tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBN kepada DPR berupa. Laporan keuangan yang telah diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan.
3.             Teori mengenai APBN
A.      Tujuan APBN
APBN merupakan instrumen untuk mengatur pengeluaran dan pendapatan negara dalam rangka membiayai pelaksanaan kegiatan pemerintahan dan pembangunan, mencapai pertumbuhan ekonomi, meningkatkan pendapatan nasional, produksi, kesempatan kerja, pertumbuhan ekonomi, dan kemakmuran masyarakat dapat ditingkatkan untuk mencapai stabitas perekonomian, dan menentukan arah serta prioritas pembangunan secara umum.
B.      Fungsi APBN
1]       Fungsi otorisasi, mengandung arti bahwa anggaran negara menjadi dasar untuk melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun yang bersangkutan, Dengan demikian, pembelanjaan atau pendapatan dapat dipertanggungjawabkan kepada rakyat.
2]       Fungsi perencanaan, mengandung arti bahwa anggaran negara dapat menjadi pedoman bagi negara untuk merencanakan kegiatan pada tahun tersebut. Bila suatu pembelanjaan telah direncanakan sebelumnya, maka negara dapat membuat rencana-rencana untuk medukung pembelanjaan tersebut. Misalnya, telah direncanakan dan dianggarkan akan membangun proyek pembangunan jalan dengan nilai sekian miliar. Maka, pemerintah dapat mengambil tindakan untuk mempersiapkan proyek tersebut agar bisa berjalan dengan lancar.
3]       Fungsi pengawasan, berarti anggaran negara harus menjadi pedoman untuk menilai apakah kegiatan penyelenggaraan pemerintah negara sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Dengan demikian akan mudah bagi rakyat untuk menilai apakah tindakan pemerintah menggunakan uang negara untuk keperluan tertentu itu dibenarkan atau tidak.
4]       Fungsi alokasi, berarti bahwa anggaran negara harus diarahkan untuk mengurangi pengangguran dan pemborosan sumber daya serta meningkatkan efesiensi dan efektivitas perekonomian.
5]       Fungsi distribusi, berarti bahwa kebijakan anggaran negara harus memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan
6]       Fungsi stabilisasi, memiliki makna bahwa anggaran pemerintah menjadi alat untuk memelihara dan mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian.
C.      Prinsip penyusunan APBN
Berdasarkan aspek pendapatan, prinsip penyusunan APBN ada tiga, yaitu:
Ø             Intensifikasi penerimaan anggaran dalam jumlah dan kecepatan penyetoran.
Ø             Intensifikasi penagihan dan pemungutan piutang negara.
Ø             Penuntutan ganti rugi atas kerugian yang diderita oleh negara dan penuntutan denda.
Sementara berdasarkan aspek pengeluaran, prinsip penyusunan APBN adalah:
Ø             Hemat, efesien, dan sesuai dengan kebutuhan.
Ø             Terarah, terkendali, sesuai dengan rencana program atau kegiatan.
Ø             Semaksimal mungkin menggunakan hasil produksi dalam negeri dengan memperhatikan kemampuan atau potensi nasional.
D.      Azas penyusunan APBN
APBN disusun dengan berdasarkan azas-azas:
·               Kemandirian, yaitu meningkatkan sumber penerimaan dalam negeri.
·               Penghematan atau peningkatan efesiensi dan produktivitas.
·               Penajaman prioritas pembangunan
·               Menitik beratkan pada azas-azas dan undang-undang Negara
v         DPR RI UU Nomor 47 Tahun 2009 tentang APBN 2010. Pasal 23 Ayat 2 & 3. Departemen Keuangan RI.
4.             Sumber-sumber Penerimaan Negara
A.      Penerimaan Dalam Negeri
1.       Penerimaan Perpajakan
a].     Pajak Dalam Negeri
1]        PPh Migas dan Non Migas
2]        PPN
3]        PBB
4]        BPHTB
5]        Cukai
6]        Pajak Lainnya
b].    Pajak Perdagangan Internasional
1]        Bea Masuk
2]        Pajak Ekspor
2.       Penerimaan Bukan Pajak
a].      Penerimaan SDA
b].      Bagian Laba BUMN
c].      Penerimaan Bukan Pajak (PNBP) Lainnya
B.      Hibah
5.             Jenis-jenis belanja APBN
I.              Belanja Pemerintah Pusat
A.       Pengeluaran Rutin
a].      Belanja Pegawai
b].      Belanja Barang
c].      Pembayaran Cicilan dan Bunga Utang
d].      Subsidi
e].      Pengeluaran Rutin Lainnya
B.       Pembiayaan pembangunan
a.        Pembiayaan Pembangunan Rupuah
b.        Pembiayaan Proyek
II.            Belanja Untuk Daerah (Dana Perimbangan)
1.       Dana Perimbangan
a].     Dana Bagi Hasil
b].     Dana Alokasi Umum
c].     Dana Alokasi Khusus
2.       Dana Otonomi Khusus dan Penyeimbang
APBD
1.             Pengertian
Menurut UU No.32 tahun 2003, APBD diartikan sebagai rencana keuangan tahunan pemerintah daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh Pemda dan DPRD dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah (PERDA).
2.             Landasan Hukum
a.       UU No. 32 tahun 2003
b.       UU No. 33 tahun 2003
c.       Kep. Mendagri No. 29 tahun 2002
3.             Tujuan APBD
Sebagai Pedoman Pendapatan dan Belanja dalam melaksanakan kegiatan Pemerintah Daerah, sehingga segala bentuk pemborosan dan penyelewengan dapat dihindari.
4.             Fungsi APBD
Pada prinsipnya fungsi APBD sama dengan APBN, yakni Fungsi Alokasi, Otorisasi, Perencanaan, Distribusi, Stabilisasi. Fungsi Alokasi lebih efektif dilaksanakan oleh Pemda, sedang Pemerintah Pusat Lebih Efektif melaksanakan fungsi Distribusi dan Stabilisasi.
5.             Penyusunan APBD
Tahapan Penyusunan APBD:
1]        Pemda menyusun RAPBD atas usulan Perangkat daerah yang diusulkan dalam bentuk Rencana Anggaran Kegiatan (RAK)
2]        Pemda mengajukan kepada DPRD
3]        DPRD mengadakan sosialisasi ke masyarakat untuk mendapatkan masukan sebelum dibahas
4]        DPRD membahas RAPBD bersama Tim Anggaran Eksekutif
5]        RAPBD yang telah disetujui disahkan menjadi APBD
6.             Pelaksanaan APBD
Berdasar APBD yang sudah disahkan, Kepala Daerah menetapkan RAK menjadi DPA (Daftar Penggunaaan Anggaran)
7.             Sumber-sumber Penerimaan Daerah
Penerimaan Pemerintah daerah bersumber dari :
1].     Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Pendapatan Asli daerah berasal dari :
a].     Pajak Daerah
b].     Retribusi Daerah
c].     Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
d].     Lain-lain PAD yang sah
2].     Dana Perimbangan
a].     Dana Bagi Hasil adalah dana yang berasal dari Pusat berdasarkan prosentase hasil pajak dan kekayaan alamuntuk mendanai kebutuhan daerah
b].     Dana Alokasi Umum adalah dan yang berasal dari pusat untuk tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar daerah dengan memperhatikan potensi jumlah penduduk, luas wilayah, keadaan geografis, dll.
c].     Dana Alokasi Khusus adalah dana yang berasal dari pusat untuk tujuan membiayai kebutuhan khusus daerah yang sesuai prioritas nasional
3].     Pendapatan Lain-lain
a].     Hibah
b].     Dana Darurat
4].     Pinjaman Daerah
8.             Jenis Pengeluaran Pemerintah Daerah
Pembelanjaan Daerah terdiri dari :
1].     Belanja Aparatur Daerah
a].     Belanja Administrasi Umum
b].     Belanja operasi dan pemeliharaan
c].     Belanja modal
2].     Belanja Pelayanan Publik
a].     Belanja Administrasi Umum
b].     Belanja operasi dan pemeliharaan
c].     Belanja modal
3].     Belanja Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan
4].     Belanja tidak tersangka
6.             Kebijakan Anggaran/Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiscal adalah suatu instrumen yang digunakan oleh pemerintah dalam rangka mempengaruhi tingkat kegiatan ekonomi melalui pengendalian pajak dan pengeluaran pemerintah.
Tujuan Kebijakan Fiskal
Kebijakan yang diambil pemerintah di bidang fiscal mempunyai beberapa tujuan, yakni
1. menciptakan stabilitas perekonomian,
2. memacu atau mendorong terjadinya pertumbuhan ekonomi,
3. memperluas dan menciptakan lapangan kerja,
4. menciptakan terwujudnya keadilan social bagi masyarakat, dan
5. mewujudkan pendistribusian dan pemerataan pendapatan.
Jenis Kebijakan Fiskal
1.       kebijakan Anggaran Defisit
      Kebijakan anggaran defisit adalah kebijakan anggaran dimana pengeluaran pemerintah lebih besar dibandingkan dengan penerimaan dalam satu tahun anggaran.
2.       Kebijakan Anggaran surplus
      Kebijakan anggaran surplus adalah kebalikan dari kebijakan anggaran defisit. Kebijakan ini menyatakan penerimaan pemerintah lebih besar dari pengeluaran pemerintah.
3.       Kebijakan Anggaran Berimbang
Kebijakan ini menyatakan suatu keadaan penerimaan pemerintah sama besar dengan pengeluaran pemerintah. Kebijakan ini sering dipakai oleh pemerintah orde baru.
4.       Kebijakan Dinamis
Adalah suatu bentuk anggaran apabila sisi penerimaan dari tahun ke tahun ditingkatkan dan terbuka kemungkinan pengeluaran juga meningkat, sehingga APBN selalu dalam keseimbangan.
7.             Pengaruh APBN dan APBD terhadap perekonomian:
a].     Kegiatan pembangunan bidang ekonomi tertentu dapat lebih terarah, sesuai prioritas pembangunannya
b].     Keadaan perekonomian dapat lebih kondusif bagi dunia usaha
c].     Harga barang dan jasa dapat terkontrol sesuai daya beli masyarakat
d].     Tingkat produktivitas perusahaan dapat disesuaikan dengan kebutuhan
e].     Terjadi Distribusi pendapatan bagi masyarakat secara lebih merata

KETENAGAKERJAAN

KETENAGAKERJAAN
Kesempatan kerja merupakan salah satu aspek penting dari pembangunan ekonomi. Pada dasarnya, bagaimana mengurangi tingkat pengangguran adalah masalah utama di setiap negara, namun intensitasnya di setiap negara tentu saja berbeda. Perbedaan ini disebabkan oleh adanya perbedaan pada faktor-faktor yang mempengaruhi kesempatan kerja. faktor tersebut antara lain : pertumbuhan ekonomi, kesempatan kerja, perkembangan perekonomian negara secara keseluruhan, penerapan teknologi yang lebih maju, dan sebagainya.


A.    KONSEP DALAM KETENAGAKERJAAN
§         Kesempatan kerja (Employment)  adalah jumlah lapangan kerja yang tersedia di masyarakat yang siap diisi oleh pencari kerja
§         Tenaga kerja(Man Power) adalah Penduduk yang telah memasuki usia kerja berusia 15 - 64 tahun yang dapat bekerja dan sanggup bekerja jika ada permintaan kerja
§         Angkatan kerja (Labour Force) adalah kelompok masyarakat yang termasuk tenaga kerja yang mau dan ingin bekerja.
§         Pekerja adalah kelompok masyarakat yang sudah mendapatkan pekerjaan beserta penghasilannya
§         Pengangguran adalah kelompok masyarakat yang termasuk angkatan kerja,  yang belum mendapatkan pekerjaan
B.    KEADAAN YANG MENGGAMBARKAN KESEMPATAN KERJA DI MASYARAKAT:
  1. Full Employment (Kesempatan kerja Penuh) adalah keadaan perekonomian yang ditandai oleh penggunaan tenaga kerja secara penuh, artinya kesempatan kerja sama besarnya dengan jumlah pencari kerja.
  2. Under Employment (Kesempatan kerja yang berkurang) adalah keadaan di suatu perekonomian dimana jumlah lapangan pekerja tidak dapat menampung banyaknya tenaga kerja.
  3. Disguised UnEmployment (Pengangguran Terselubung) adalah keadaan di suatu perekonomian dimana terlalu banyak tenaga kerja yang dipekerjakan dari yang seharusnya dibutuhkan sehingga pekerja tidak bekerja secara maksimal.
  4. Unemployment (Pengangguran) adalah keadaan suatu perekonomian dimana lapangan kerja sudah tidak mampu lagi menampung jumlah tenaga kerja yang ada.
C.    PENGANGGURAN
  1. Sebab-sebab terjadinya pengangguran secara umum:
a.      Jumlah tenaga kerja lebih banyak dari lapangan kerja yang ada
b.      Pendidikan dan kerampilan yang rendah sehingga tidak mampu bersaing dan tersisih
c.      Tidak adanya lowongan pekerjaan
d.      Tidak memenuhi persyaratan untuk masuk dunia kerja
e.      Tidak ada kecocokan dengan upah, jenis pekerja, lingkungan kerja, dll
f.        Adanya lapangan kerja yang dipengaruhi oleh musim
g.      Tidak memiliki kemauan untuk berwirausaha
h.      Ketidakstabilan perekonomian, politik dan keamanan suatu Negara

  1. Macam-macam Pengangguran
a.      Menurut intensitas kerja
1.      Pengangguran Terbuka (Open Unemployment) adalah keadaan tenaga kerja yang secara nyata menganggur karena tambahan lowongan kerja lebih rendah dari tambahan tenaga kerja.
2.      Pengangguran Tersamar (Disguised Unemployment) adalah keadaan tenaga kerja yang melebihi dari jumlah tenaga kerja yang diperlukan.
3.      Setengah menganggur (Under Unemployment) adalah keadaan tenaga kerja yang bekarja tidak sesuai dengan jam kerja, tingkat produktivitas, gaji dan tingkat pendidikan dan ketrampilan.

b.      Menurut penyebabnya
1.      Pengangguran Friksional/Normal adalah pengangguran yang disebabkan oleh kesulitan temporer mempertemukan antara penawaran tenaga kerja dengan permintaan tenaga kerja.
2.      Pengangguran Musiman adalah pengangguran yang terjadi sewaktu-waktu saja misalnya disebabkan oleh pergantian musim
3.      Pengangguran Struktural adalah pengangguran yang disebabkan oleh perubahan struktur ekonomi dan corak ekonomi dalam jangka panjang
4.      Pengangguran Siklus/konjungtural adalah pengangguran yang terjadi karena adanya resesi ekonomi
5.      Pengangguran Tehnologi adalah pengangguran yang terjadi karena adanya kemajuan penggunaan tehnologi

  1. Dampak Penggangguran
a.      Bagi Individu
1.      Hilang mata pencaharian
2.      hilang ketrampilan
b.      Bagi Masyarakat/Negara
1.      Stabilitas Ekonomi terganggu
2.      Pendapatan nasional rendah
3.      Pembangunan sulit diwujudkan
4.      Kriminalitas meningkat

  1. Cara-cara mengatasi Pengangguran:
  1. Secara Khusus
a.      Pengangguran Friksional/Normal
Pengangguran jenis ini diatasi dengan cara :
1.      Memberikan informasi lowongan kerja seluas-luasnya
2.      Menggalakkan sektor Informal
3.      Deregulasi keuangan untuk merangsang masyarakat berwirausaha
4.      Pembukaan proyek-proyek umum Pemerintah
5.      Membuka Peluang kerja di Luar Negeri

b.      Pengangguran Musiman
Pengangguran jenis ini diatasi dengan cara :
1.      Memberikan informasi lowongan kerja di sektor lain
2.      Pelatihan ketrampilan dibidang lain untuk mengisi waktu menunggu musim tertentu

c.      Pengangguran Struktural
Pengangguran jenis ini diatasi dengan cara :
1.      Meningkatkan Mobilitas Modal dan Tenaga kerja
2.      Pelatihan Tenaga Kerja
3.      Mendirikan Industri/ proyek Padat Karya

d.      Pengangguran Siklus/konjungtural
Pengangguran jenis ini diatasi dengan cara :
1.      Meningkatkan daya Beli masyarakat dengan kemudahan kredit
2.      Mengarahkan permintaan Masyarakat terhadap Barang dan Jasa

e.      Pengangguran Tehnologi
Pengangguran jenis ini diatasi dengan cara :
    1. Memberikan Pelatihan dan Ketrampilan
    2. Mendirikan industri / proyek padat karya

  1. Secara Umum
-        Membuka kesempatan kerja yang lebih luas
-        Menekan laju Pertumbuhan Penduduk
-        Meningkatkan mutu Pendidikan
-        Mengadakan latihan kerja sesuai tuntutan dunia kerja
-        Membuka kesempatan kerja ke luar negeri
-        Meningkatkan taraf kesehatan
-        Menciptakan program padat karya

D.    SISTEM UPAH
  1. TEORI UPAH
a.      Teori Upah Alami oleh David Ricardo
Upah yang wajar adalah upah yang cukup untuk memnuhi kebutuhan hidup pekerja beserta keluarganya dan sesuai kemampuan perusahaan
b.      Teori Upah Besi oleh Ferdinan Lasalle
Upah tenaga kerja ditentukan oleh hukum permintaan dan penawaran tenaga kerja di pasar yang selalu tertekan kebawah karena pengusaha selalu ingin laba yang sebesar-besarnya, sehingga pekerja terpaksa menerima upah yang rendah
c.      Teori upah etika
Upah ideal adalah upah yang besarnya cukup untuk memnuhi kebutuhan hidup yang layak bagi pekerja beserta keluarganya beserta segala tunjangan

  1. SISTEM UPAH DI INDONESIA
a.      Upah menurut Waktu adalah upah yang besarnya didasarkan pada lamanya bekerja (Per jam, per minggu, Per Bulan)
b.      Upah menurut Satuan Hasil adalah upah yang besarannya berdaskan jumlah barang yang dihasilkan oleh pekerja (per potong, Per barang, per berat)
c.      Upah Borongan adalah upah berdasarkan kesepakatan antara pemberi dan penerima pekerjaan
d.      Sistem Bonus adalah pembayaran tambahan di luar upah sebagai perangsang bagi pekerja agar bekerja lebih baik lagi
e.      Sistem Mitra Usaha adah pemberian upah dengan diwujudkan dalam bentuk saham perusahaan

PASAR MODAL


PASAR MODAL/ BURSA EFEK

A.      PENGERTIAN
1.       DEFINISI
Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuiti (saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain (misalnya pemerintah), dan sebagai sarana bagi kegiatan berinvestasi. Dengan demikian, pasar modal memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual beli dan kegiatan terkait lainnya.Instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar modal merupakan instrumen jangka panjang (jangka waktu lebih dari 1 tahun) seperti saham, obligasi, waran, right, reksa dana, dan berbagai instrumen derivatif seperti option, futures, dan lain-lain.
Undang-Undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal mendefinisikan pasar modal sebagai “kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek”.Pasar Modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor), kedua pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi pada instrument keuangan seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain. Dengan demikian, masyarakat dapat menempatkan dana yang dimilikinya sesuai dengan karakteristik keuntungan dan risiko masing-masing instrument.

2.       PELAKU PASAR MODAL
  1. Perusahaan Efek
  2. Perusahaan Publik/ Emiten
  3. Lembaga Penunjang Pasar Modal
  4. Profesi Penunjang Pasar Modal
  5. Investor

3.       MANFAAT PASAR MODAL
  1. Menyediakan sumber pembiayaan jangka panjang bagi dunia usaha
  2. Wahana investasi yang beraneka ragam bagi pihak yang kelebihan dana (investor)
  3. Sebagai leading indicator bagi perkembangan perekonomian suatu Negara
  4. Penyebaran kepemilikan perusahaan bagi masyarakat luas

4.       FUNGSI PASAR MODAL
  1. Fungsi Ekonomi
Pasar modal berperan sebagai wahana yang mempertemukan antara investor dan issuer
  1. Fungsi Keuangan
Pasar Modal memungkinkan pelakunya mendapatkan keuntungan dari kegiatannya di Pasar Modal

B.      INSTRUMEN PASAR MODAL/ BURSA EFEK
1.        SAHAM
  1. Pengertian
Saham didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Saham dapat dibedakan menjadi duajenis, yaitu :
1].     Saham Biasa (Coomon Stock)
      Adalah saham dengan ciri-ciri :
a].     Deviden dibayarkan jika perusahaan mendapat keuntungan
b].     Memiliki hak suara dalam RUPS
c].     Hak memperoleh pembagian kekayaan perusahaan apabila perusahaan dinyatakan bangkrut/pailit oleh pengadilan dilakukan setelah semua utang perusahaan dilunasi
2].     Saham Istimewa (Preferen Stock)
      Adalah saham dengan ciri-ciri :
a].     Memperoleh hak paling dahulu atas deviden
b].     Tidak memilki hak suara
c].     Dapat memperoleh tambahan dari pembagian deviden

  1. Keuntungan pemilik saham
1.       Dividen
Dividen merupakan pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan dan berasal dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen diberikan setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS.
Dividen yang dibagikan perusahaan dapat berupa dividen tunai – artinya kepada setiap pemegang saham diberikan dividen berupa uang tunai dalam jumlah rupiah tertentu untuk setiap saham - atau dapat pula berupa dividen saham yang berarti kepada setiap pemegang saham diberikan dividen sejumlah saham sehingga jumlah saham yang dimiliki seorang pemodal akan bertambah dengan adanya pembagian dividen saham tersebut.
2.       Capital Gain
Capital Gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Capital gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder. Misalnya Investor membeli saham ABC dengan harga per saham Rp 3.000 kemudian menjualnya dengan harga Rp 3.500 per saham yang berarti pemodal tersebut mendapatkan capital gain sebesar Rp 500 untuk setiap saham yang dijualnya. 
  1. Resiko Pemegang Saham
1.       Capital Loss
Merupakan kebalikan dari Capital Gain, yaitu suatu kondisi dimana investor menjual saham lebih rendah dari harga beli. Misalnya saham PT. XYZ yang di beli dengan harga Rp 2.000,- per saham, kemudian harga saham tersebut terus mengalami penurunan hingga mencapai Rp 1.400,- per saham.
Karena takut harga saham tersebut akan terus turun, investor menjual pada harga Rp 1.400,- tersebut sehingga mengalami kerugian sebesar Rp 600,- per saham.
2.       Risiko Likuidasi
Perusahaan yang sahamnya dimiliki, dinyatakan bangkrut oleh Pengadilan, atau perusahaan tersebut dibubarkan. Dalam hal ini hak klaim dari pemegang saham mendapat prioritas terakhir setelah seluruh kewajiban perusahaan dapat dilunasi (dari hasil penjualan kekayaan perusahaan). Jika masih terdapat sisa dari hasil penjualan kekayaan perusahaan tersebut, maka sisa tersebut dibagi secara proporsional kepada seluruh pemegang saham.
Namun jika tidak terdapat sisa kekayaan perusahaan, maka pemegang saham tidak akan memperoleh hasil dari likuidasi tersebut. Kondisi ini merupakan risiko yang terberat dari pemegang saham. Untuk itu seorang pemegang saham dituntut untuk secara terus menerus mengikuti perkembangan perusahaan.

2.        OBLIGASI
  1. Pengertian
Obligasi merupakan surat utang jangka menengah-panjang yang dapat dipindahtangankan yang berisi janji dari pihak yang menerbitkan untuk membayar imbalan berupa bunga pada periode tertentu dan melunasi pokok utang pada waktu yang telah ditentukan kepada pihak pembeli obligasi tersebut.
  1. Jenis Obligasi
Obligasi memiliki beberapa jenis yang berbeda, yaitu :
1)     Dilihat dari sisi penerbit :
a].           Corporate Bonds : obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan, baik yang berbentuk badan usaha milik negara (BUMN), atau badan usaha swasta.
b].           Government Bonds : obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah pusat.
c].           Municipal Bond : obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah daerah untuk membiayai proyek-proyek yang berkaitan dengan kepentingan publik (public utility).
2)     Dilihat dari sistem pembayaran bunga :
a)             Zero Coupon Bonds : obligasi yang tidak melakukan pembayaran bunga secara periodik. Namun, bunga dan pokok dibayarkan sekaligus pada saat jatuh tempo.
b)             Coupon Bonds : obligasi dengan kupon yang dapat diuangkan secara periodik sesuai dengan ketentuan penerbitnya.
c)             Fixed Coupon Bonds : obligasi dengan tingkat kupon bunga yang telah ditetapkan sebelum masa penawaran di pasar perdana dan akan dibayarkan secara periodik.
d)             Floating Coupon Bonds : obligasi dengan tingkat kupon bunga yang ditentukan sebelum jangka waktu tersebut, berdasarkan suatu acuan (benchmark) tertentu seperti average time deposit (ATD) yaitu rata-rata tertimbang tingkat suku bunga deposito dari bank pemerintah dan swasta.

3)     Dilihat dari hak penukaran / opsi :
a)             Convertible Bonds : obligasi yang memberikan hak kepada pemegang obligasi untuk mengkonversikan obligasi tersebut ke dalam sejumlah saham milik penerbitnya.
b)             Exchangeable Bonds : obligasi yang memberikan hak kepada pemegang obligasi untuk menukar saham perusahaan ke dalam sejumlah saham perusahaan afiliasi milik penerbitnya.
c)             Callable Bonds : obligasi yang memberikan hak kepada emiten untuk membeli kembali obligasi pada harga tertentu sepanjang umur obligasi tersebut.
d)             Putable Bonds : obligasi yang memberikan hak kepada investor  yang mengharuskan emiten untuk membeli kembali obligasi pada harga tertentu sepanjang umur obligasi tersebut.
4)     Dilihat dari segi jaminan atau kolateralnya
a)             Secured Bonds : obligasi yang dijamin dengan kekayaan tertentu dari penerbitnya atau dengan jaminan lain dari pihak ketiga. Dalam kelompok ini, termasuk didalamnya adalah:
a.             Guaranteed Bonds : Obligasi yang pelunasan bunga dan pokoknya dijamin denan penangguangan dari pihak ketiga
b.             Mortgage Bonds : obligasi yang pelunasan bunga dan pokoknya dijamin dengan agunan hipotik atas properti atau asset tetap.
c.             Collateral Trust Bonds : obligasi yang dijamin dengan efek yang dimiliki penerbit dalam portofolionya, misalnya saham-saham anak perusahaan yang dimilikinya.
b)             Unsecured Bonds : obligasi yang tidak dijaminkan dengan kekayaan tertentu tetapi dijamin dengan kekayaan penerbitnya secara umum.
5)     Dilihat dari segi nilai nominal
a.             Konvensional Bonds : obligasi yang lazim diperjualbelikan dalam satu nominal, Rp 1 miliar per satu lot.
b.             Retail Bonds : obligasi yang diperjual belikan dalam satuan nilai nominal yang kecil, baik corporate bonds maupun government bonds.
6)     Dilihat dari segi perhitungan imbal hasil :
a.             Konvensional Bonds : obligasi yang diperhitungan dengan menggunakan sistem kupon bunga.
b.             Syariah Bonds : obligasi yang perhitungan imbal hasil dengan menggunakan perhitungan bagi hasil. Dalam perhitungan ini dikenal dua macam obligasi syariah, yaitu:
-              Obligasi Syariah Mudharabah merupakan obligasi syariah yang menggunakan akad bagi hasil sedemikian sehingga pendapatan yang diperoleh investor atas obligasi tersebut diperoleh setelah mengetahui pendapatan emiten.
-              Obligasi Syariah Ijarah merupakan obligasi syariah yang menggunakan akad sewa sedemikian sehingga kupon (fee ijarah) bersifat tetap, dan bisa diketahui/diperhitungkan sejak awal obligasi diterbitkan

  1. Karakteristik Obligasi
·               Nilai Nominal (Face Value) adalah nilai pokok dari suatu obligasi yang akan diterima oleh pemegang obligasi pada saat obligasi tersebut jatuh tempo.
·               Kupon (the Interest Rate) adalah nilai bunga yang diterima pemegang obligasi secara berkala (kelaziman pembayaran kupon obligasi adalah setiap 3 atau 6 bulanan) Kupon obligasi dinyatakan dalam annual prosentase.
·               Jatuh Tempo (Maturity) adalah tanggal dimana pemegang obligasi akan mendapatkan pembayaran kembali pokok atau Nilai Nominal obligasi yang dimilikinya. Periode jatuh tempo obligasi bervariasi mulai dari 365 hari sampai dengan diatas 5 tahun. Obligasi yang akan jatuh tempo dalam waktu 1 tahun akan lebih mudah untuk di prediksi, sehingga memilki resiko yang lebih kecil dibandingkan dengan obligasi yang memiliki periode jatuh tempo dalam waktu 5 tahun. Secara umum, semakin panjang jatuh tempo suatu obligasi, semakin tinggi Kupon / bunga nya.
·               Penerbit / Emiten (Issuer) Mengetahui dan mengenal penerbit obligasi merupakan faktor sangat penting dalam melakukan investasi Obligasi Ritel. Mengukur resiko / kemungkinan dari penerbit obigasi tidak dapat melakukan pembayaran kupon dan atau pokok obligasi tepat waktu (disebut default risk) dapat dilihat dari peringkat (rating) obligasi yang dikeluarkan oleh lembaga pemeringkat seperti PEFINDO atau Kasnic Indonesia. 

  1. Harga Obligasi
Berbeda dengan harga saham yang dinyatakan dalam bentuk mata uang, harga obligasi dinyatakan dalam persentase (%), yaitu persentase dari nilai nominal.
Ada 3 (tiga) kemungkinan harga pasar dari obligasi yang ditawarkan, yaitu:
1.      Par (nilai Pari) : Harga Obligasi sama dengan nilai nominal Misal: Obligasi dengan nilai nominal Rp 50 juta dijual pada harga 100%, maka nilai obligasi tersebut adalah 100% x Rp 50 juta = Rp 50 juta.
2.      at premium (dengan Premi) : Harga Obligasi lebih besar dari nilai nominal Misal: Obligasi dengan nilai nominal RP 50 juta dijual dengan harga 102%, maka nilai obligasi adalah 102% x Rp 50 juta = Rp 51 juta
3.      at discount (dengan Discount) : Harga Obligasi lebih kecil dari nilai nominal Misal: Obligasi dengan nilai nominal Rp 50 juta dijual dengan harga 98%, maka nilai dari obligasi adalah 98% x Rp 50 juta = Rp 49 juta.

  1. Yield Obligasi / Pendapatan
Pendapatan atau imbal hasil atau return yang akan diperoleh dari investasi obligasi dinyatakan sebagai yield, yaitu hasil yang akan diperoleh investor apabila menempatkan dananya untuk dibelikan obligasi. Sebelum memutuskan untuk berinvestasi obligasi, investor harus mempertimbangkan besarnya yield obligasi, sebagai faktor pengukur tingkat pengembalian tahunan yang akan diterima.

 Ada 2 (dua) istilah dalam penentuan yield yaitu current yield dan yield to maturity.
1.       Currrent yield adalah yield yang dihitung berdasrkan jumlah kupon yang diterima selama satu tahun terhadap harga obligasi tersebut.
2.       Yield to maturity (YTM) adalah tingkat pengembalian atau pendapatan yang akan diperoleh investor apabila memiliki obligasi sampai jatuh tempo.
3.       REKSADANA
  1. Pengertian
Reksada merupakan alternative investasi bagi pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka. Reksa Dana dirancang sebagai sarana untuk menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki modal, mempunyai keinginan untuk melakukan investasi, namun hanya memiliki waktu dan pengetahuan yang terbatas. Selain itu Reksa Dana juga diharapkan dapat meningkatkan peran pemodal lokal untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia.
Mengacu kepada Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995, pasal 1 ayat (27) didefinisikan bahwa Reksa Dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi.
Ada tiga hal yang terkait dari definisi tersebut yaitu, Pertama, adanya dana dari masyarakat pemodal. Kedua, dana tersebut diinvestasikan dalam portofolio efek, dan Ketiga, dana tersebut dikelola oleh manajer investasi.

  1. Manfaat reksadana
1.             Pemodal walaupun tidak memiliki dana yang cukup besar dapat melakukan diversifikasi investasi dalam Efek, sehingga dapat memperkecil risiko. Sebagai contoh, seorang pemodal dengan dana terbatas dapat memiliki portfolio obligasi, yang tidak mungkin dilakukan jika tidak tidak memiliki dana besar. Dengan Reksa Dana, maka akan terkumpul dana dalam jumlah yang besar sehingga akan memudahkan diversifikasi baik untuk instrumen di pasar modal maupun pasar uang, artinya investasi dilakukan pada berbagai jenis instrumen seperti deposito, saham, obligasi.
2.             Reksa Dana mempermudah pemodal untuk melakukan investasi di pasar modal. Menentukan saham-saham yang baik untuk dibeli bukanlah pekerjaan yang mudah, namun memerlukan pengetahuan dan keahlian tersendiri, dimana tidak semua pemodal memiliki pengetahuan tersebut.
3.             Efisiensi waktu. Dengan melakukan investasi pada Reksa Dana dimana dana tersebut dikelola oleh manajer investasi profesional, maka pemodal tidak perlu repot-repot untuk memantau kinerja investasinya karena hal tersebut telah dialihkan kepada manajer investasi tersebut.

  1. Resiko reksadana
·         Risko Berkurangnya Nilai Unit Penyertaan.
Risiko ini dipengaruhi oleh turunnya harga dari Efek (saham, obligasi, dan surat berharga lainnya) yang masuk dalam portfolio Reksa Dana tersebut.
·         Risiko Likuiditas
Risiko ini menyangkut kesulitan yang dihadapi oleh Manajer Investasi jika sebagian besar pemegang unit melakukan penjualan kembali (redemption) atas unit-unit yang dipegangnya. Manajer Investasi kesulitan dalam menyediakan uang tunai atas redemption tersebut.
·         Risiko Wanprestasi
Risiko ini merupakan risiko terburuk, dimana risiko ini dapat timbul ketika perusahaan asuransi yang mengasuransikan kekayaan Reksa Dana tidak segera membayar ganti rugi atau membayar lebih rendah dari nilai pertanggungan saat terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti wanprestasi dari pihak-pihak yang terkait dengan Reksa Dana, pialang, bank kustodian, agen pembayaran, atau bencana alam, yang dapat menyebabkan penurunan NAB (Nilai Aktiva Bersih) Reksa Dana.
  1. Jenis Reksadana
·         Reksa Dana Pasar Uang (Moner Market Funds). Reksa Dana jenis ini hanya melakukan investasi pada Efek bersifat Utang dengan jatuh tempo kurang dari 1 (satu) tahun. Tujuannya adalah untuk menjaga likuiditas dan pemeliharaan modal.
·         Reksa Dana Pendapatan Tetap (Fixed Income Funds). Reksa Dana jenis ini melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% dari aktivanya dalam bentuk Efek bersifat Utang. Reksa Dana ini memiliki risiko yang relatif lebih besar dari Reksa Dana Pasar Uang. Tujuannya adalah untuk menghasilkan tingkat pengembalian yang stabil.
·         Reksa Dana Saham (Equity Funds). Reksa dana yang melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% dari aktivanya dalam bentuk Efek bersifat Ekuitas. Karena investasinya dilakukan pada saham, maka risikonya lebih tinggi dari dua jenis Reksa Dana sebelumnya namun menghasilkan tingkat pengembalian yang tinggi.
·         Reksa Dana Campuran. Reksa Dana jenis ini melakukan investasi dalam Efek bersifat Ekuitas dan Efek bersifat Utang.

4.       DERIVATIF
Efek derivatif merupakan Efek turunan dari Efek “utama” baik yang bersifat penyertaan maupun utang. Efek turunan dapat berarti turunan langsung dari Efek “utama” maupun turunan selanjutnya. Derivatif merupakan kontrak atau perjanjian yang nilai atau peluang keuntungannya terkait dengan kinerja aset lain. Aset lain ini disebut sebagai underlying assets.
Dalam pengertian yang lebih khusus, derivatif merupakan kontrak finansial antara 2 (dua) atau lebih pihak-pihak guna memenuhi janji untuk membeli atau menjual assets/commodities yang dijadikan sebagai obyek yang diperdagangkan pada waktu dan harga yang merupakan kesepakatan bersama antara pihak penjual dan pihak pembeli. Adapun nilai di masa mendatang dari obyek yang diperdagangkan tersebut sangat dipengaruhi oleh instrumen induknya yang ada di spot market.
Derivatif Keuangan
Derivatif yang terdapat di Bursa Efek adalah derivatif keuangan (financial derivative). Derivatif keuangan merupakan instrumen derivatif, di mana variabel-variabel yang mendasarinya adalah instrumen-instrumen keuangan, yang dapat berupa saham, obligasi, indeks saham, indeks obligasi, mata uang (currency), tingkat suku bunga dan instrumen-instrumen keuangan lainnya.   
Instrumen-instrumen derivatif sering digunakan oleh para pelaku pasar (pemodal dan perusahaan efek) sebagai sarana untuk melakukan lindung nilai (hedging) atas portofolio yang mereka miliki.

Beberapa Jenis Produk Turunan yang diperdagangkan di BEI:
1.       Kontrak Opsi Saham (KOS)
OPTION adalah kontrak resmi yang memberikan Hak (tanpa adanya kewajiban) untuk membeli atau menjual sebuah asset pada harga tertentu dalam jangka waktu tertentu. Option pertama kali secara resmi diperdagangkan melalui Chicago Board Exchange (CBOE) pada tahun 1973
KOS (Kontrak Opsi Saham) adalah Efek yang memuat hak beli (call option) atau hak jual (put option) atas Underlying Stock (saham perusahaan tercatat, yang menjadi dasar perdagangan seri KOS) dalam jumlah dan Strike Price (harga yang ditetapkan oleh Bursa untuk setiap seri KOS sebagai acuan dalam Exercise) tertentu, serta berlaku dalam periode tertentu.
Call Option memberikan hak (bukan kewajiban) kepada pemegang opsi (taker) untuk membeli sejumlah tertentu dari sebuah instrumen yang menjadi dasar kontrak tersebut. Sebaliknya, Put Option memberikan hak (bukan kewajiban) kepada pemegang opsi (taker) untuk menjual sejumlah tertentu dari sebuah instrumen yang menjadi dasar kontrak tersebut.
Opsi tipe Amerika memberikan kesempatan kepada pemegang opsi (taker) untuk meng-exercise haknya setiap saat hingga waktu jatuh tempo. Sedangkan Opsi Eropa hanya memberikan kesempatan kepada taker untuk meng-exercise haknya pada saat waktu jatuh tempo.

2.       KONTRAK BERJANGKA INDEKS (LQ 45 FUTURES)
Kontrak Berjangka atau Futures adalah kontrak untuk membeli atau menjual suatu underlying (dapat berupa indeks, saham, obligasi, dll) di masa mendatang. Kontrak indeks merupakan kontrak berjangka yang menggunakan underlying berupa indeks saham.
LQ Futures menggunakan underlying indeks LQ45, LQ45 telah dikenal sebagai benchmark saham-saham di Pasar Modal Indonesia. Di tengah perkembangan yang cepat di pasar modal Indonesia, indeks LQ45 dapat menjadi alat yang cukup efektif dalam rangka melakukan tracking secara keseluruhan dari pasar saham di  Indonesia.

3.       Mini LQ Futures
Mini LQ Futures adalah kontrak yang menggunakan underlying yang sama dengan LQ Futures yaitu indeks LQ45, hanya saja Mini LQ Futures memiliki multiplier yang lebih kecil (Rp 100 ribu / poin indeks atau 1/5 dari LQ Futures) sehingga nilai transaksi, kebutuhan marjin awal, dan fee transaksinya juga lebih kecil.
Produk Mini LQ Futures ditujukan bagi investor pemula dan investor retail yang ingin melakukan transaksi LQ dengan persyaratan yang lebih kecil. Dengan demikian Mini LQ dapat digunakan sebagai sarana pembelajaran investor retail yang baru akan mulai melakukan transaksi di indeks LQ

4.       LQ45 Futures Periodik
Kontrak yang diterbitkan pada Hari Bursa tertentu dan jatuh tempo dalam periode Hari Bursa tertentu. Tedapat beberapa tipe kontrak, yaitu :
Periodik 2 Mingguan Kontrak periodik 2 Mingguan, yakni kontrak yang jatuh tempo pada Hari Bursa terakhir minggu kedua sejak penerbitan kontrak.
Periodik Mingguan (5 Hari Bursa) Kontrak Periodik Mingguan (5 Hari Bursa), yakni kontrak yang jatuh tempo pada Hari Bursa kelima sejak penerbitan kontrak.
Periodik Harian (2 Hari Bursa) Kontrak periodik Harian (2 Hari Bursa), yakni kontrak yang jatuh tempo pada Hari Bursa kedua sejak penerbitan kontrak.

5.       Japan (JP) Futures
Produk ini memberikan peluang kepada investor untuk melakukan investasi secara global sekaligus memperluas rangkaian dan jangkauan produk derivatif BEI ke produk yang menjadi benchmark dunia. Dengan JP Futures memungkinkan investor menarik manfaat dari pergerakan pasar jepang sebagai pasar saham paling aktif setelah pasar AS.
PASAR UANG

  1. PENGERTIAN
1.       Definisi
Pasar uang adalah suatu kelompok pasar dimana instrumen kredit jangka pendek (berkualitas tinggi) diperjualbelikan, dengan waktu kurang dari 1 tahun.
2.       Pelaku pasar uang
a.       Masyarakat umum
b.       Bank
c.       Perusahaan
d.       LKBB
3.       Ciri – ciri  pasar uang
a.       Tidak terikat pada tempat tertentu
b.       Mekanisme pasar hanya untuk transaksi pinjam meminjam dana
c.       Jangka waktu pendek
  1. INSTRUMEN PASAR UANG
Produk-produk pasar uang antara lain :
1.       SBI (Sertifikat Bank Indonesia), yaitu surat berharga yang diterbitkan Bank Indonesia sebagai pengakuan utang jangka pendek dan diperjualbelikan dengan diskonto
2.       SBPU (Surat Berharga Pasar Uang), yaitu Surat berharga yang diterbitkan Bank Umum sebagai pengakuan utang jangka pendek yang diperjualbelikan secara diskonto dengan BI
3.       Sertifikat Deposito, yaitu Surat tanda bukti simpanan deposito berjangka di Bank yang diperdagangkan
4.       Commercial Paper, yaitu surat perjanjian dimana pihak yang menerbitkan akan membayar sejumlah uang tertentu pada saat jatuh tempo
5.       Call Money, yaitu kegiatan pinjam meminjam dana antar Bank untuk jangka pendek.
Jenis-jenis Call Money, antara lain:
1.       On Call adalah kredit harian
2.       Prolongasi adalah kredit 1 bulanan
3.       Blenning adalah kredit 3 Bulanan
6.       Repo (Repurchase Agreement)/ Aksep, yaitu transaksi jual beli surat berharga yang disertai dengan perjanjian bahwa penjual akan membeli kembali surat-surat berharga pada waktu yang ditentukan
7.       Banker’s Acceptance adalah Wesel berjangka yang ditarik oleh eksportir/ importir atas suatu bank untuk membayar sejumlah barang atau membeli Valas
  1. RESIKO PASAR UANG
1.       Capital Loss
Terjadi jika instrumen pasar uang harganya turu
2.       Resiko gagal bayar
Terjadi jika Debitur tidak mampu memenuhi kewajibannya sesuai dengan waktu yang ditentukan
3.       Resiko Inflasi
Terjadi jika terjadi kenaikan harga–harga barang dan jasa
4.       Resiko Valas
Terjadi jika harga valas mengalami perubahan yang tidak menguntungkan

MEKANISME PASAR/ BURSA EFEK
1.       STRUKTUR PASAR MODAL INDONESIA
1.     Struktur Pasar Modal
                           i.            BAPEPAM (Badan Pengawas Pasar Modal)
Adalah lembaga pemegang otoritas tertinggi di pasar modalyang melakukan pengawasan dan pembinaan pasar modal. Tugas pokok BAPEPAM antara lain :
1.       Menyelenggarakan bursa pasar modal secara efektif dan efisien
2.       Melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap bursa efek dan lembaga penunjang
3.       Menetapkan kebijakan operasional pasar modal
4.       Memberi pendapat dan masukan kepada menteri keuangan
                         ii.            SRO (Self Regulatory Organization)
SRO adalah lembaga dibawah BAPEPAM yang terdiri dari 3 lembaga, yaitu Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP) dan Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP)
1].     Bursa Efek
Adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sarana untuk kegiatan jual beli efek
2].     LKP
Adalah lembaga yang berfungsi untuk menetapkan peraturan mengenai kegiatan kliring dan penjaminan transaksi bursa
3].     LPP
Adalah lembaga yang berfungsi untuk menetapkan peraturan mengenai kegiatan penyimpanan dan penyelesaian transaksi bursa
                        iii.            Perusahaan Efek
Adalah pihak yang melakukan kegiatan usaha sebagai penjamin emisi efek, perantara efek (broker/pialang) dan manajer investasi.
                        iv.            Lembaga Penunjang
Adalah lembaga yang berfungsi untuk memperlancar kegiatan jual beli efek agar efektif dan efisien. Yang termasuk lembaga penunjang pasar modal antara lain :
1].     Biro Administrasi Efek (BAE)
Adalah lembaga yang menyediakan jasa dalam bentuk administrasi efek (pencatatan dan pemindahan kepemilikan efek-efek emiten)
2].     Bank Kustodian
Adalah lembaga yang menyediakan jasa penitipan efek dan harta lain yang berkaitan dengan efek  seperti bunga, deviden, dll.
3].     Wali Amanat
Adalah lembaga yang dipercaya mewakili kepentingan seluruh pemegang obligasi atau sekuritas utang
4].     Penasehat Investasi
Adalah lembaga yang menyediakan jasa pertimbangan dalam kegiatan jual beli efek
5].     Pemeringkat Efek
Adalah lembaga yang melakukan pemeringkatan atas efek
                          v.            Profesi
Kegiatan di pasar modal membutuhkan tenaga-tenaga ahli yang kompeten dan profesional. Tenaga ahli itu antara lain:
1].     Akuntan
Adalah lembaga/orang yang bertugas mengaudit laporan keuangan emiten dan memberikan pendapat atas laporan keuangan tersebut
2].     Konsultan Hukum
Adalah lembaga/orang yang bertugas memberikan pendapat dari sisi hukum mengenai emiten
3].     Appraiser (Penilai)
Adalah orang/lembaga yang memberi penilaian atas aktiva perusahaan dan nilai wajar suatu aktiva tetap emiten dalam proses go publik dan akuisisi
4].     Notaris
Adalah orang/lembaga yang bertugas membuat berita acara RUPS, konsep akta perubahan anggaran dasar dan perjanjian dan kontrak-kontrak penting lainnya
                        vi.            Investor
Adalah orang/lembaga yang menanamkan uangnya di pasar modal. Investor dapat berasal dari dalam negeri/domestik dan luar negeri/asing
                       vii.            Emiten
Adalah perusahaan yang menawarkan efeknya kepada investor melalui penawaran umum. Emiten yang beroperasi di bursa efek ada 2 jenis, yaitu
1].     Perusahaan Publik
Adalah perusahaan yang sahamnya telah dimiliki oleh 300 pemegang saham atau lebih dengan modal disetor sekurang-kurangnya Rp 3.000.000.000,00 atau lebih
2].     Reksadana
Adalah perusahaan yang menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam bentuk portopolio efek
2.     Bentuk Pasar Modal
Di pasar modal dikenal dua jenis pasar, yaitu :
A.      Pasar Perdana
Adalah kegiatan penawaran/penjualan efek secara langsung oleh emiten tanpa melalui bursa efek. Ciri-ciri pasar perdana antara lain:
1].     Harga saham tetap
2].     Tidak dikenakan komisi
3].     Jangka waktu terbatas
4].     Transaksi hanya khusus untuk pembelian saham
5].     Pemesanan saham melalui agen penjual
B.      Pasar Sekunder
Adalah tempat kegiatan suatu efek dicatatkan/listing dan diperdagangkan secara terus menerus. Ciri-ciri pasar sekunder antara lain:
1].     Harga saham fluktuatif sesuai kekuatan pasar
2].     Dikenakan komisi
3].     Jangka waktu tidak terbatas
4].     Transaksi untuk penjualan dan pembelian saham
5].     Pemesanan saham melalui anggota bursa

2.       PROSES TRANSAKSI BURSA EFEK
Sebelum dapat melakukan transaksi, terlebih dahulu investor harus menjadi nasabah di perusahaan Efek atau kantor broker. Di BEI terdapat sekitar 120 perusahaan Efek yang menjadi anggota BEI.  Pertama kali investor melakukan pembukaan rekening dengan mengisi dokumen pembukaan rekening. Di dalam dokumen pembukaan rekening tersebut memuat identitas nasabah lengkap (termasuk tujuan investasi dan keadaan keuangan) serta keterangan tentang investasi yang akan dilakukan.
Nasabah atau investor dapat melakukan order jual atau beli setelah investor disetujui untuk menjadi nasabah di perusahaan Efek yang bersangkutan. Umumnya setiap perusahaan Efek mewajibkan kepada nasabahnya untuk mendepositkan sejumlah uang tertentu sebagai jaminan bahwa nasabah tersebut layak melakukan jual beli saham. Jumlah deposit yang diwajibkan bervariasi; misalnya ada yang mewajibkan sebesar Rp 25 juta, sementara yang lain mewajibkan sebesar Rp 15 juta dan seterusnya.
Pada dasarnya tidak ada batasan minimal dan jumlah dana untuk membeli saham. Dalam perdagangan saham, jumlah saham yang dijual-belikan dilakukan dalam satuan perdagangan yang disebut dengan lot. Di Bursa Efek Indonesia, satu lot berarti 500 saham dan itulah batas minimal pembelian saham. Lalu dana yang dibutuhkan menjadi bervariasi karena beragamnya harga saham yang tercatat di Bursa. Di BEI, transaksi dilakukan pada hari-hari tertentu yang disebut Hari Bursa, yaitu:

Hari Bursa
Sesi Perdagangan
Waktu
Senin s/d Kamis
Sesi I
Sesi II
 Jam 09.30 – 12.00 WIB
Jam 13.30 – 16.00 WIB
Jum’at
 Sesi I
Sesi II
 Jam 09.30 –11.30 WIB
Jam 14.00 – 16.00 WIB

 
Dilihat dari prosesnya, maka urutan perdagangan saham atau Efek lainnya dapat dijelaskan sebagai berikut:
1.       Menjadi Nasabah di Perusahaan Efek.
Pada bagian ini, seseorang yang akan menjadi investor terlebih dahulu menjadi nasabah atau membuka rekening di salah satu broker atau Perusahaan Efek. Setelah resmi terdaftar menjadi nasabah, maka investor dapat melakuka kegiatan transaksi.
2.       Order dari nasabah.
Kegiatan jual beli saham diawali dengan instruksi yang disampaikan investor kepada broker. Pada tahap ini, perintah atau order dapat dilakukan secara langsung dimana investor datang ke kantor broker atau order disampaikan melalui sarana komunikasi seperti telpon atau sarana komunikasi lainnya.
3.       Diteruskan ke Floor Trader.
Setiap order yang masuk ke broker selanjutnya akan diteruskan ke petugas broker tersebut yang berada di lantai bursa atau yang sering disebut floor trader.
4.       Masukkan order ke JATS
Floor trader akan memasukkan (entry) semua order yang diterimanya kedalam sistem komputer JATS. Di lantai bursa, terdapat ratusan terminal JATS yang menjadi sarana entry order-order dari nasabah. Seluruh order yang masuk ke sistem JATS dapat dipantau baik oleh floor trader, petugas di kantor broker dan investor. Dalam tahap ini, terdapat komunikasi antara pihak broker dengan investor agar dapat terpenuhi tujuan order yang disampaikan investor baik untuk beli maupun jual. Termasuk pada tahap ini, berdasarkan perintah investor, floor trader melakukan beberapa perubahan order, seperti perubahan harga penawaran, dan beberapa perubahan lainnya.
5.       Transaksi Terjadi (matched).
Pada tahap ini order yang dimasukkan ke sistem JATS bertemu dengan harga yang sesuai dan tercatat di sistem JATS sebagai transaksi yang telah terjadi (done), dalam arti sebuah order beli atau jual telah bertemu dengan harga yang cocok. Pada tahap ini pihak floor trader atau petugas di kantor broker akan memberikan informasi kepada investor bahwa order yang disampaikan telah terpenuhi.
6.       Penyelesaian Transaksi (settlement)
Tahap akhir dari sebuah siklus transaksi adalah penyelesaian transaksi atau sering disebut settlement. Investor tidak otomatis mendapatkan hak-haknya karena pada tahap ini dibutuhkan beberapa proses seperti kliring, pemindahbukuan, dan lain-lain hingga akhirnya hak-hak investor terpenuhi, seperti investor yang menjual saham akan mendapatkan uang, sementara investor yang melakukan pembelian saham akan mendapatkan saham. Di BEI, proses penyelesaian transaksi berlangsung selama 3 hari bursa.
Artinya jika melakukan transaksi hari ini (T), maka hak-hak kita akan dipenuhi selama 3 hari bursa berikutnya, atau dikenal dengan istilah T + 3.


3.       INDEKS HARGA SAHAM
Indeks harga saham adalah suatu indikator yang menunjukkan pergerakan harga saham. Indeks berfungsi sebagai indikator trend pasar, artinya pergerakan indeks menggambarkan kondisi pasar pada suatu saat, apakah pasar sedang aktif atau lesu.
Dengan adanya indeks, kita dapat mengetahui trend pergerakan harga saham saat ini; apakah sedang naik, stabil atau turun. Misal, jika di awal bulan nilai indeks 300 dan saat ini di akhir bulan menjadi 360, maka kita dapat mengatakan bahwa secara rata-rata harga saham mengalami peningkatan sebesar 20%.
Pergerakan indeks menjadi indikator penting bagi para investor untuk menentukan apakah mereka akan menjual, menahan atau membeli suatu atau beberapa saham.
Di Bursa Efek Indonesia terdapat 6 (enam) jenis indeks, antara lain:
1.    Indeks Individual, menggunakan indeks harga masing-masing saham terhadap harga dasarnya, atau indeks masing-masing saham yang tercatat di BEI.
2.    Indeks Harga Saham Sektoral, menggunakan semua saham yang termasuk dalam masing-masing sektor, misalnya sektor keuangan, pertambangan, dan lain-lain. Di BEI indeks sektoral terbagi atas sembilan sektor yaitu: pertanian, pertambangan, industri dasar, aneka industri, konsumsi, properti, infrastruktur, keuangan, perdagangan dan jasa, dan manufaktur.
3.    Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG (Composite Stock Price Index), menggunakan semua saham yang tercatat sebagai komponen penghitungan indeks.
4.    Indeks LQ 45, yaitu indeks yang terdiri 45 saham pilihan dengan mengacu kepada 2 variabel yaitu likuiditas perdagangan dan kapitalisasi pasar. Setiap 6 bulan terdapat saham-saham baru yang masuk kedalam LQ 45 tersebut.
5.    Indeks Syariah atau JII (Jakarta Islamic Index). JII merupakan indeks yang terdiri 30 saham mengakomodasi syariat investasi dalam Islam atau Indeks yang berdasarkan syariah Islam. Dengan kata lain, dalam Indeks ini dimasukkan saham-saham yang memenuhi kriteria investasi dalam syariat Islam. Saham-saham yang masuk dalam Indeks Syariah adalah emiten yang kegiatan usahanya tidak bertentangan dengan syariah seperti: 
·         Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang dilarang.
·         Usaha lembaga keuangan konvensional (ribawi) termasuk perbankan dan asuransi konvensional.
·         Usaha yang memproduksi, mendistribusi serta memperdagangkan makanan dan minuman yang tergolong haram
·         Usaha yang memproduksi, mendistribusi dan/atau menyediakan barang-barang ataupun jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat
6.    Indeks Papan Utama dan Papan Pengembangan. Yaitu indeks harga saham yang secara khusus didasarkan pada kelompok saham yang tercatat di BEI yaitu kelompok Papan Utama dan Papan Pengembangan.
7.    Indeks KOMPAS 100. merupakan Indeks Harga Saham hasil kerjasama Bursa Efek Indonesia dengan harian KOMPAS. Indeks ini meliputi 100 saham